My First Day in Holland – Lost in Amsterdam

Rasa cape, pegal setelah 15.5 jam berada di dalam pesawat Malaysian Airlines menguap seketika saat menjejakan kaki di schipol airport, Amsterdam, Belanda. Serasa mimpi, terharu, bahagia, entahlah…nanonano rasanya.
no words can describe how my feeling exactly, I just can say: “Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin”.
Puji syukur yang tiada terkira…

 

Alhamdulillaah kami berhasil melewati petugas imigrasi dengan mudah…kami hanya ditanya tujuan ke Belanda dan berapa lama di Belanda. Setelah itu kami langsung menuju Baggage Hall untuk mengambil koper kami.
Tiba-tiba ada seorang ibu berkerudung tersenyum ramah dan bertanya “dari Indonesia ya?”
kami sedikit terkejut, serempak menjawab: “iyaaa…” sambil tersenyum. Ternyata ibu itu dari jogja. Berasa keluarga deh kalau lagi di negeri orang trus ketemu seseorang dari tanah air tercinta, Indonesia.

Selanjutnya kami ke schipol plaza untuk membeli simcard, begitu aktif saya langsung mengabari orangtua bahwa anaknya tercinta ini sudah sampai di Belanda dengan selamat.

Teman-teman pasti bisa menebak hal apa yang kami lakukan selanjutnya?

yup…it is the narsis time…hehehee 🙂
Bersama rekan berpetualang saya di negeri kincir angin: Ricky Mardiansyah, kami gantian berfoto.

Setelah puas (actually not yet, hahaa) berfoto ria di bandara, kami menuruni eskalator menuju stasiun kereta schiphol. Kami tidak langsung ke utrecht melainkan ke duivendrecht terlebih dahulu.

Duivendrecht merupakan nama daerah di Amsterdam, tempat tinggalnya family tetangga sebelah rumah saya di Indonesia. Sebenarnya planning awal adalah dari schiphol langsung ke Utrecht. Namun, amanah dari mamah adalah: “Mampir dulu ke rumah tante Betty dan om Richard ya,,, ga enak udah ngehubungin mereka, dan mereka juga minta kamu mampir dulu kesana”. Dulu, waktu saya kecil entah umur berapa, lupa..om Richard ini pernah berkunjung ke keluarganya di Indonesia yang tak lain adalah tetangga sebelah rumah. Om Richard dan Tante Betty itu orang Indonesia tapi sekarang udah jadi permanent resident di Belanda.

 

Well, back to topic… Ticket kereta dapat dibeli online, maupun langsung di stasiun. Di stasiun, tiket bisa dibeli di mesin tiket maupun di bagian ticket service. Untuk amannya lebih tepatnya kami belum tau cara membeli tiket lewat mesin, hehhee, kami pun membeli tiket di bagian ticket service. Meskipun begitu kami tetap mengambil pose layaknya membeli tiket di mesin tiket, gubraakkk.

Dan ternyata ibu penjaga loket tempat kami membeli tiket adalah orang Indonesia, Jakarta tepatnya. Setelah mendapatkan ticket seharga EUR 3.70 (Schiphol-Duivendrecht) departure 9.45. Kemudian kami menuruni escalator menuju platform 1, setibanya disana, kami tidak menemukan tulisan schiphol-duivendrecht di layar digital, melainkan kota-kota tujuan yang lain. Waduhhh gawat niy…mungkin ibu penjaga kasir itu salah menyebutkan karena keasyikan ngobrol dengan kami sesama orang Indonesia, hehee mungkin…kami coba menanyakan ke bule-bule (ga ada pa’le disini, hehhee).

“is it the right platform to duivendrecht”

beberapa kali kami mendapatkan jawaban “I’m sorry…I don’t know”

dan berulang kali kami mengatakan “OK, thank you”
karena kebanyakan dari mereka adalah tourist dari luar Belanda.

Tepat jam 9.30 am kereta api datang, kebetulan ada petugas kereta yang turun dari kereta, langsung saja saya tanya dan kata petugas tersebut seharusnya kami naik kereta dari platform 3, masih ada 15 menit lagi. Setelah mengucapkan terimakasih kepada bapak petugas kereta tersebut, kami langsung ngebut menaiki escalator kemudian turun lagi menuju flatform 3 dan benar saja di layar digital ada tulisan schiphol-duivendrecht, alhamdulillaah..
Tak lama kereta datang, “benar engga ya ini keretanya?”. Akhirnya aku menanyakan lagi kepada salah satu penumpang yang bergegas naik ke kereta, dia mengatakan “ya” sambil mengangguk. Saya dan ricky pun naik ke kereta lantai 2, dengan membawa koper yang lumayan (bukan lumayan lagi) beraaat.
hufffthhh…finally…


Setelah kereta melaju sekitar 15 menit, -untuk sekedar memastikan- kembali kami bertanya kepada orang yang duduk di sebelah kami. Jawaban yang kami dapatkan adalah kami menaiki kereta yang salah dan menurut informasi dari orang tersebut kami harus turun di stasiun Amsterdam centraal.
Waduhhh…kami tak punya pilihan dan akkhirnya turun di stasiun Amsterdam centraal dan langsung ke bagian informasi untuk bertanya sekaligus membeli ticket, setelah kami menceritakan bahwa kami salah menaiki kereta dia mengatakan kalau kami tidak perlu membeli tiket, alhamdulillaah lumayan 🙂
Menurut informasi yang saya peroleh, pemeriksaan tiket kereta tidak terlalu ketat disini, tidak ada petugas kereta yang lalu lalang melubangi tiket seperti di Indonesia, pada saat saya menaiki kereta memang tidak ada petugas kereta yang lalu lalang, tapi ini jangan dijadikan kesempatan ya teman..untuk tidak membeli tiket…


kembali kami harus menaiki tangga menuju platform 4b kereta datang 10.23, dan itu tinggal beberapa menit lagi, hoshh..kami tiba d platform 4a kami terus berjalan ternyata platform 4a tidak hanya satu namun terbagi lagi menjadi A, B, C sampai G kalau tidak salah…
“waduhhh,,,gimana nih ki?”
“hmm…coba kita tanya lagi ke orang”
bule yang kita tanya langsung mengeluarkan smartphone-nya untuk googling time table kereta. Dan jam sudah menunjukkan waktu 10.28. sudah lewat waktu departure jam 10.23, yaa sudahhh… next departure jam 10.46, jangan sampai kelewat..kamipun bergegas menuju platform 4b.

Kalau melihat di papan informasi ini sepertinya kereta yang kami naiki sebelumnya adalah kereta yang benar, dan seharusnya kami tidak turun karena kereta dari Amsterdam Centraal akan melalui stasiun Duivendrecht (sepertinya begitu…)

Iya, sebenarnya semua alat transportasi umum di belanda seperti bis dan kereta sudah terjadwal dengan baik lengkap dengan map-nya dan kita dapat dengan mudah mengaksesnya lewat internet. Useful link for train in Holland:
http://www.ns.nl/en/travellers/home
http://9292.nl/en

Tapi, karena internet di HP kami belum bisa aktif dan akupun tidak mengeceknya waktu di Indonesia, bahkan di bandara schiphol yang disediakan free wifi-pun kami lupa akses situs-situs di atas, maka resmilah kami sekarang “Lost in Amsterdam” hehhee…

Sebenarnya ini ga akan kejadian kalau saja dari schiphol langsung ke Utrecht, karena rute menuju Utrecht sudah dijelaskan oleh pihak Utrecht Summer School via email tentang Predeparture Information for Utreht ditambah penjelasan yang rinci dari Mba Mira, Pihak Neso Indonesia. Tapi, Gapapa pengalaman, muter-muter stasiun di Belanda yang bersih, nyaman, tertib, walaupun harus bawa-bawa koper yang “lumayan” berat dan masih ngerasa jet lag tapi seneng aja rasanya, hehee 🙂

Finally, we are in the right train to Duivendrecht, yeeaaayy…


hmm…keretanya nyaman banget 🙂
Bersih, mulus jalannya, hampir ga kedengeran suaranya…berasa ga naik kereta, tertib sekali meskipun banyak yang membawa sepeda ke dalam kereta. Setelah rehat sejenak, kamipun berkenalan dengan cewe bule, kira-kira seumuran saya, duduk di sebelah. Dia dan kedua temannya berasal dari norwegia masing-masing membawa carrier kira-kira 60 L, para backpacker ini ternayata akan ber-Euro trip ria. Hwwoaaa…mauuuu 🙂

Tibalah kami di stasiun duivendrehct, alhamdulillaah. Tante betty dan Om Richard sudah menunggu kami lumayan lama di stasiun. Dan mereka sangat pengertian (mungkin karena melihat muka kami yang memelas, kecapean, hahaaa) langsung mengajak kami makan, yippieee ^^

Kami diajak ke La Place, salah satu resto disana…bisa memesan maupun self service. Dan lagi-lagi kami bertemu dengan orang Indonesia, dia pegawai resto. Setelah saya menyebutkan dari Karawang dan Ricky dari Bandung…dia nanya “kumaha damang?” aihh, aihh…orang garut ternyata 🙂

This is it…menu makan siang kami sekaligus menu andalan orang Belanda “Patat with Mayo” kentang dengan mayonnaise..ditambah tuna sandwich dan mineral water.

Setelah kenyang makan dan ngobrol kamipun diajak om dan tante berkunjung ke summer housenya mereka di La Federatie. Berada disana berasa jadi Alice in Wonderland, saking indahnya 🙂

Kawan…nti dilanjut lg ya,,, mo ngerjaintugas kuliah dulu (aamiin, semoga ga tidur, hehee coz cape bangeeettt abis naik k dom tower 465 step, huffttthhh, tp seruuuuu :)) idung mulai meler,, udaranya dingin (summernya disini…masih lebih panas di karawang, yaiyalahhh, heheheee 🙂

 

Kruisstraat, Utrecht
July 4th, 2012
18.56 pm

27 thoughts on “My First Day in Holland – Lost in Amsterdam

    • aku dah baca, nice story 🙂
      aku jg pernah kejadian yg sama d housing sini d parnassos, kruisstraat, ma’lum di Indonesia, rumahku ga pake kunci kaya gini, hehheee 🙂

  1. Ayo teh Linda, sekarang giliran teteh… 🙂
    Doakan kami juga supaya bisa menyusul teh Ella..Terimakasih ceritanya, jadi banyak inspirasi untuk meneruskan proyek penerbit yang masih belum rampung

  2. biasa sih… pas semangat banget malah nyasar2 krn blom tau jalan… eh pas udah mulai betah dan tau jalan, udah kudu pergi lagi hihihih… enjoy the adventure yaaaaaaa

    • really really really fun 😀
      makasih ya…
      tersesat bagian seru dr sebuah perjalanan, heheheee
      memacu adrenalin, apalagi klo backpackingan sendirian, hadeuhh, lumayan sereem…

  3. Dear Ella,
    I wonder, if I can ask you some questions about the summer school. Actually, I managed to take a part in Utrecht Summer School this July. But, I still have some difficulty. May I have your contact? Thank you

Leave a comment